
Jalan Teh - ini adalah secara harfiah apa yang dimaksud dengan “sado”. Juga sering disebut dengan “cha no yu", Upacara Teh adalah bagian penting dan terkenal dari tradisi Jepang. Setiap langkah terkoordinasi, setiap gerakan memiliki arti - memahami Jalan Teh bukanlah usaha yang mudah.
Sejarah Sado

Tradisi Upacara Teh berawal dari abad ke-9. Nihon Koki, salah satu teks yang paling penting dari sejarah Jepang, menceritakan kisah seorang biksu bernama Eichu yang, setelah kembali dari China, secara pribadi melayani “sencha" (teh hijau belum giling ) untuk kaisar dalam sebuah gaya yang pada saat itu, lebih dari rentang kira-kira 700 tahun, dikenal sebagai sado. Berasal dari China, teh Upacara Jepang mengalami evolusi selama bertahun-tahun lamanya, mengembangkan gayanya sendiri, spesifikasi, dan ritualnya.
Pengaruh terkuat kenapa dapat disebut dengan semangat sado? tidak diragukan lagi adalah Zen Buddhisme selama abad ke-16. Ajaran dan prinsip-prinsip yang terintegrasi dengan cara melayani teh, mengkukuhkan praktek seperti yang dikenal saat ini. Walaupun berawal dari sencha, pada ahkirnya upacara ini mulai terpusat pada “matcha” (teh hijau bubuk).
Filosofi Teh

Melihat Upacara Teh, “wabi-sabi”, filosofi Jepang mengenai “keindahan yang tak nampak”, selalu hadir dalam tradisi ini. Hal ini pada ahkirnya bukan semata-mata hanya untuk melayani teh. Sado berkisar sekitar pola pikir pada saat melayani teh - itu adalah disiplin mental untuk menuntut filosofi wabi-sabi. Peralatan, seperti kendi, cangkir, dan mangkuk, sengaja dibuat sederhana dan tanpa hiasan. Lebih dari sering, mereka bahkan memiliki bentuk yang tidak rata atau sedikit penyok dan ini sepenuhnya disengaja. Pada ahkirnya kecantikan itu dapat ditemukan dalam ketidaksempurnaan. Menerima kenyataan ini, pemandu acara menghormati ketidaksempurnaan dengan menuangkan segenap hati mereka dalam melayani teh secara tenang dan jiwa yang senang.
Peralatan Sado

Apa yang dibutuhkan untuk Upacara Teh?
・Fukusa - kain sutra dua lapis digunakan untuk membersihkan peralatan teh.
・Kaishi - sepotong kecil “washi", atau kertas Jepang, tempat dimana manisan disajikan. Kertas ini dapat ditempatkan di samping tamu ketika tidak bisa menghabiskan semua manisannya. Ketika minum matcha yang ringan, mangkuk ini dibersihkan dengan jari, yang kemudian dibersihkan dengan kaishi tersebut. Setelah minum teh yang kuat, kaishi digunakan untuk menghapus mangkuknya secara langsung.
・Chakin - kain persegi panjang kecil yang digunakan untuk mengbersihkan mangkuk teh.
・Wadah Teh (Natsume) - wadah kecil dengan tutupannya di mana teh bubuk ringan disimpan.
・Wadah Teh dari Porcelain (chaire) - wadah porselen yang digunakan untuk menyimpan teh bubuk yang kuat.
・Sendok Teh Kecil (chashaku) - digunakan untuk meraup teh dari wadahnya ke dalam mangkuk yang biasanya terbuat dari bambu.
・Kocokan Teh (chasen) - digunakan untuk mengocok teh bubuk dalam air panas supaya rata.
・Kain Teh (chakin) - kain linen basah yang digunakan untuk membersihkan mangkuk teh.
・Cawan Teh (chawan) - tergantung pada musim di mana upacara diadakan, ukuran dan gaya mangkuk teh yang digunakan dalam upacara bervariasi.
・Sendok Besar (hishaku) - digunakan untuk menuangkan air. Selama musim panas, biasanya lebih kecil, dan di musim dingin lebih besar. Sama seperti mangkuk teh, bentuk dan ukuran bervariasi dengan musim yang sedang dilalui.
・Kendi Teh (chagama) - digunakan untuk merebus air.
Urutannya

Setiap sekolah sado memiliki urutan unik tersendiri untuk melayani teh. Melakukan semua rangkaian penuh yang berbeda-beda dalam Upacara Teh disebut “Temae". Berikut adalah penjelaskan singkat, prosedur umum yang tidak memiliki cara tertentu berdasarkan sekolah, musim, atau waktu dalam hari:
1. Letakkan teh hijau dari wadahnya di mangkuk, menggunakan sendok kecil.
2. Tuang air panas ke dalam mangkuk, menggunakan sendok besar.
3. Aduk dengan kocokan.
4. Jika Anda tamu - bersujud dan ambilah mangkuk dengan tangan kanan dan letakkan di telapak tangan kiri Anda.
5. Putar mangkuk tiga kali searah jarum jam dengan tangan kanan Anda.
6. Bersihkan mangkuk di mana bibir Anda menyentuhnya dengan tangan kanan, putar berlawanan, kembalikanlah ke tuan rumah.
Membuat Upacara Lengkap
Terlepas dari acara yang sempurna saat melayani teh itu sendiri, ada hal-hal tertentu lainnya yang berperan besar ketika melakukan sado:
- Ruangan Minum Teh: upacara tidak dapat dilakukan di mana saja. Diperlukan sebuah ruang Tatami - misalnya, penempatan tikar menentukan posisi tuan rumah dan tamu.
- Pakaian: untuk menghormati upacara, pakaian formal adalah suatu keharusan. Sementara tuan rumah sebagian besar akan selalu memakai kimono, tergantung pada jenis upacara yang diadakan, para tamu juga diperbolehkan untuk memakai pakaian formal ala barat, seperti jas, selain menggunakan kimono.
- Lukisan Gantung: sebuah gulungan lukisan gantung dapat ditemukan didalam ruang kecil yang masuk kedalam dinding yang disebut “tokonoma”. Mereka biasanya menampilkan sebuah lukisan atau kaligrafi, yang selalu mengacu pada upacara itu sendiri.
- Vas Bunga: hanaire adalah vas yang biasanya kecil berisi rangkaian bunga, dipajang didalam tokonoma tersebut. Bunga musiman digunakan bersama bambu, rotan, atau keramik.
- Makanan: bahan musiman yang digunakan untuk melayani makanan kecil semuanya segar, dan ini sengaja digunakan untuk menekankan musim pada saat upacara itu diadakan.
Mempelajari Sado
Upacara Teh bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah. Sedangkan pengertian dan bagaimana mengikuti urutannya adalah masalah mengingat apa yang harus dilakukan, pola pikir yang diperlukan untuk sado adalah sebuah masalah yang sama sekali berbeda. Acara sado yang benar membutuhkan pemahaman dan penerimaan filsafat wabi-sabi. Siswa belajar dari siswa yang lebih tua yang secara khusus diajar oleh seorang guru resmi.
Jika ingin belajar Jalan Teh, seseorang harus bergabung dalam sebuah "lingkaran". Lingkaran Sado ini ada diberbagai sekolah swasta atau di masyarakat. Di Jepang, disetiap sekolah menengah atau SMA biasanya memiliki klub Upacara Teh yang mendedikasikan dirinya untuk sado.
- Kategori
*Prices and options mentioned are subject to change.
*Unless stated otherwise, all prices include tax.
Recommended places for you
-
Jukuseiniku-to Namamottsuarera Nikubaru Italian Nikutaria Sannomiya
Izakaya
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Kamesushi Sohonten
Sushi
Umeda, Osaka Station, Kitashinchi
-
Kanzenkoshitsuyakinikutabehodai Gyugyu Paradise Sannomiya
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Goods
Yoshida Gennojo-Roho Kyoto Buddhist Altars
Gift Shops
Nijo Castle, Kyoto Imperial Palace
-
Menu
ISHIDAYA Hanare
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Appealing
Rukku and Uohei
Izakaya
Sapporo / Chitose
-
Menggunakan Kartu ATM dan Kartu Kredit Internasional di Jepang
-
Mesin Penjual Otomatis
-
Berbagai Macam Tiket Naik Kereta Seharian yang Menguntungkan Apabila Dipakai Dengan Cermat
-
Rute standar wisata Atami
-
Musim Semi di Taito, Hub Super Populer Sekaligus Rumah Bagi Ueno, Asakusa, dan lain-lain Menyingkirlah ke tempat-tempat tersembunyi dan pilihlah rencana perjalanan untuk satu hari yang sempurna!
-
Mencoba Pakaian
-
Delapan Kebiasaan di Jepang yang Menarik untuk Diketahui
-
Kupas Tuntas Pasar Luar di Tsukiji
-
Kupas Tuntas Yanesen yang Menyisakan Jepang Tempo Dulu
-
Budaya dan Cara Menggunakan Kolam Pemandian di Jepang
-
5 Cara untuk Menikmati Ropponggi Hills
-
Tokyo, Ueno | Informasi Wisata dan Peta Daerah Sekitar Stasiun Ueno