HOME Tokyo dan Sekitarnya Tokyo Asakusa Masakan Tradisional di Tokyo

Masakan Tradisional di Tokyo

Last updated: 26 Juli 2018

Di Jepang ada masakan tradisional yang dibuat dengan cara tersendiri dengan menggunakan bahan makanan yang ada di Jepang saja. Ada pula masakan yang belum dikenal di luar negeri. Nikmatilah masakan tradisionalnya di restoran khusus, dan marilah kita pahami Jepang dari berbagai macam sudut.

Sebuah restoran khusus yang menyajikan masakan berbahan ikan loach yang merupakan makanan rakyat jelata sejak zaman Edo. Pada awalnya nama restoran tertulis dalam 4 huruf hiragana 'do-ji-ya-u', akan tetapi sang pendiri pertama restoran dengan pertimbangan bahwa angka 4 merupakan angka yang buruk, maka namanya diganti menjadi 'dozeu'. Ikan loach dikenal sebagai bahan makanan yang kaya akan kalsium dan zat besi serta kolagen. Ikan tersebut sudah dikenal sejak zaman Edo yang dimasak secara tradisional. Dozeu nabe (1.890 JPY) yang menjadi menu utama, adalah ikan loach pilihan yang dimabukkan dengan sake, lalu dibumbui sup miso yang dibuat dari miso manis dan dicampur saus tare, kemudian direbus. Suasana restoran yang terasa klasik menjadikannya menarik untuk dikunjungi.

Monjayaki adalah makanan khas Tokyo, bahannya terdiri dari kubis yang diiris tipis-tipis kemudian dicampur dengan adonan tepung terigu encer, dan dimasak sederhana di atas hotplate. Di sini disajikan makanan monja yang orisinal dan juga disajikan menu asli monja spesial (1.674 JPY) yang diberi rasa miso. Selain monja, juga tersedia menu-menu kebanggaan seperti okonomiyaki, yakisoba, yakiudon dan sebagainya. Lokasinya yang bagus dan strategis, dekat dari jalan Nakamise-dori yang berlanjut ke Kuil Sensoji, dan biasanya ramai dikunjungi banyak orang.

Restoran khusus masakan ayam jago yang didirikan pada tahun 1760 oleh Yamada Tetsuemon, yang bertugas di masa Pemerintahan Edo sebagai pemburu binatang. Daging ayam yang digunakan adalah daging merek "Tokyo Shamo", yakni daging unggulan ayam jago yang mulai masuk ke Jepang sejak awal zaman Edo. Shamo nabe (16.200 JPY) yang menggunakan bahan ayam jago dengan bumbu dasar miso pekat dikatakan sebagai bentuk asal muasalnya sukiyaki. Kemudian, restoran ini juga terkenal sebagai pencetus oyakodon (1.500 JPY) yang telurnya menggunakan bumbu dasar yang sama. Suasana orang yang mengantre oyakodon ini malah menjadi sebuah tradisi di Nihombashi. Restoran ini terkenal sejak zaman Edo, yang menyajikan rasa masakan ayam tradisional.