Nama Meguro Gajoen berasal dari kata Tiongkok yang artinya 'Tempat orang berpendidikan dan yang punya hobi tidak akan bosan meskipun di situ seharian'. Sesuai dengan penamaannya, penempatan dekorasi sederhana di berbagai bangunan merupakan lokasi yang menyenangkan meskipun hanya untuk dilihat sambil berjalan.

Setelah melewati pintu masuk menuju ke bagian dalam, akan muncul koridor yang menjadi daya tarik pertama Meguro Gajoen: dekorasi dinding berupa Saishiki Kibori-dan dalam jumlah banyak yang telah menghiasi Meguro Gajoen sejak pembukaannya tahun 1931. Saishiki Kibori-ban sangat dikenal sebagai panel ukiran kayu yang diwarnai sehingga terlihat seperti lukisan 3 dimensi jika dilihat dari dekat. Lorong yang panjangnya sekitar 100 meter itu adalah sebuah mahakarya penuh dengan Saishiki Kibori-dan yang berwarna-warni. Satu hal lagi, jangan lupa melihat ke langit-langit koridor yang gemerlapan karena dilukisi dengan lukisan gadis-gadis cantik dan menawan.

Setelah melewati koridor, akan muncul 'Maneki-no Daimon' yang bernuansa mistis. Gerbang ini pun merupakan pintu masuk Meguro Gajoen lama yang telah direlokasi. Pada bagian atas atap genting ada hiasan berbentuk simpul tali yang melambangkan pemenuhan cinta sejati. Bagian dalam gerbang dan atap juga didekorasi dengan hiasan halus, jadi amatilah dengan baik.

Entah mengapa, setelah 'Maneki-no-Daimon' di sini ada toilet laki-laki dan bukannya tempat istirahat! Untuk mereproduksi daya tarik toilet Meguro Gajoen lama, maka dibangunlah jembatan megah dalam ruangan. Bilik perorangannya juga bagus dan nyaman untuk digunakan.

Selepas 'Maneki-no-Daimon', Anda akan mendengar gema aliran air terjun yang berderu keras setelah melewati pintu masuk samping restoran dan mencapai taman di tengah-tengahnya. Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa ada air terjun yang mengalir deras di tengah kota! Ada juga jalan setapak ke belakang air terjun yang bisa dilhat dan ditelusuri.

Ini adalah Tamaki, ruangan spesial, di dalam 'Shunyuki' sebuah restoran masakan Tiongkok yang terletak di dalam Meguro Gajoen. Salah satu sisi dindingnya terlukis sebuah lukisan gadis cantik penuh warna yang mempersona, tapi meja bundarnyalah yang perlu diperhatikan! Bagian atas meja yang bundar bisa berputar seperti meja putar yang sering dilihat di restoran masakan Tiongkok. Meja hasil perbaikan meja putar generasi pertama adalah ini. Permukaan meja bundar yang dibuat dengan hiasan mewah layaknya karya seni menggunakan lapisan emas berkilau dan merah delima cemerlang ini benar-benar digunakan dalam perjamuan makan.

'Hyaku-dan Kaidan' adalah properti budaya daerah Tokyo yang bisa dikunjungi untuk acara pameran atau tur. JIka memandang sekilas ke anak tangga teratas dari bawah, bisa diketahui bahwa tangga itu membentuk sebuah kurva halus. Ini dikarenakan Meguro Gajoen menjadi tempat pesta diadakan pada waktu itu sehingga tangga itu dirancang seperti itu agar tamu yang mabuk karena minum sake tidak merasa takut saat menuruninya. Hyaku-dan Kaidan terhubung dengan 7 ruangan. Pada saat pembukaannya, pesta diadakan di ruangan-ruangan lainnya kecuali ruang paling atas. Semua ruangan dilukisi dengan lukisan karya pelukis terkenal Jepang seperti Itakura Seiko, Seisui Hashimoto, dan sebagainya.

Bisa dikatakan bahwa kemegahan Hyaku-dan Kaidan ini terlihat seluruhnya dari atas sampai bawah! Meski tidak bisa memperkenalkan seluruh ruangan yang ada, kami telah memilih beberapa ruangan yang menarik untuk dikunjungi! Pertama adalah jendela dan pegangan pagar teras ‘Ruang Sokyu' yang berada di titik awal Hyaku-dan Kaidan.

Puncak Hyaku-dan Kaidan adalah anak tanggak ke-99, Ada beberapa teori yang mengemukakan alasan kenapa jumlah anak tangganya kurang satu, seperti menyatakan saat bulan akan menjadi bulan purnama raya atau sikap untuk selalu terus maju dan berkembang.

Di antara 7 ruangan Hyaku-dan Kaidan pun, ada ruangan yang disebut 'Gyosho no ma' dengan dekorasinya yang megah, yang merupakan hasil kerja penuh ketelitian, sungguh memesona, Ukiran sebatang pohon 3 dimensi yang menghiasi pilar ruangan itu menunjukkan betapa mengagumkannya kemajuan teknik ukir saat itu.

'Ruangan Jitsupo' yang terasa sangat sederhana sekaligus megah. Ada lukisan 'Shiki-no-Kacho' (Bunga dan Burung Empat Musim) yang dilukis oleh pelukis Jepang, Araki Jippo. Sesungguhnya, Anda tidak akan merasa puas dan selalu ingin kembali meski sudah berkeliling dan menghabiskan banyak waktu di Meguro Gajoen. Selain yang sudah diperkenalkan di sini, di Meguro Gajoen juga ada banyak daya tarik lain seperti menikmati makan siang dengan harga terjangkau atau bisa membeli kue-kue otentik di toko hotel 'maison G TOKYO'. Setiap kali datang ke Tokyo, ini adalah tempat yang bisa selalu Anda kunjungi berkali-kali.