
“Nohgaku” atau “Teater Noh", adalah bentuk hiburan umum tradisional Jepang yang meliputi seni pertunjukan yang dikenal sebagai “noh", dan “kyogen" (teater komik yang terjadi selama intermezzo). Telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Berbenda. Tarian dan cerita yang dipertunjukkan oleh para aktor di atas panggung dan musik yang dimainkan bukan kelebihan satu-satunya. ”Nohgaku” juga menampilkan sebuah cita rasa unik khas Jepang.
Sejarah Nohgaku

Asal “nohgaku” dapat ditelusuri kembali hingga periode Nara di tahun 700-an, ketika “sangaku” diperkenalkan dari Cina ke Jepang. “Sangaku”, yang mempertontonkan pertunjukan lucu dan akrobatik, serta mimikri-nya, adalah hiburan yang populer di kuil-kuil dan tempat suci dan telah menyebar di kalangan umum. Saat ini, “nohgaku” telah diterima dengan baik bahkan di luar negeri dan masih bisa dinikmati di seluruh Jepang sebagai hiburan umum dan sebagai ritual “Shinto”.
Aktor-Aktor Noh

Pemeran protagonis di “nohgaku” disebut "shi-te". Selain mengambil peran seorang manusia, “shi-te” juga bisa menjadi dewa, hantu prajurit, hantu wanita, wanita gila, sesosok “tengu” (roh supranatural dari gunung dengan kulit merah dan hidung panjang), atau dewa naga , di antara berbagai macam peran lainnya. Lawan main dari “shi-te” disebut “waki", peran yang sangat diperlukan dalam kebanyakan pertunjukan.
Musik Noh

Di atas panggung, selain pertunjukan aktor “noh", iringan musik yang cocok di setiap adegannya juga penting. Salah satu faktor penting adalah instrumen yang mereka gunakan, seperti seruling yang disebut “nohkan”, “kotsuzumi” (drum - bahu), “otsuzumi” (drum - pinggang) dan “taiko” (drum - besar) serta suara para perkusionis yang menyerukan “yo!” dan “ho!”, pada saat mereka memukul alat musik perkusi, seperti “taiko”, sehingga menghidupkan suasana diatas panggung.
Di atas panggung, selain pertunjukan aktor “noh", iringan musik yang cocok di setiap adegannya juga penting. Salah satu faktor penting adalah instrumen yang mereka gunakan, seperti seruling yang disebut “nohkan”, “kotsuzumi” (drum - bahu), “otsuzumi” (drum - pinggang) dan “taiko” (drum - besar) serta suara para perkusionis yang menyerukan “yo!” dan “ho!”, pada saat mereka memukul alat musik perkusi, seperti “taiko”, sehingga menghidupkan suasana diatas panggung.

Panggung “noh" terbuat dari cemara Jepang. Di antaranya, dua tempat yang paling populer untuk “noh" adalah “Teater Nasional Nohgaku”, yang merupakan teater umum dan “Teater Nohgaku” yang dibangun di atas laut di “Situs Warisan Dunia" - “Kuil Itsukushima”.
Petunjuk Saat Menghadiri Teater

Sebelum pergi ke teater, banyak penonton membeli tulisan “shisho" (puisi dan prosa) di toko teater untuk lebih memahami “nohgaku”. Alur cerita yang tertulis dengan lengkap pada “shisho” ini, merupakan script program, posisi karakter, serta emosi mereka, dan latar belakang jamannya.
Etika Teater

Ketika akan melihat “nohgaku” Anda dapat memakai pakaian kasual, karena tidak ada kode berpakaian. Di masa lalu, banyak penonton yang bertepuk tangan dan berteriak selama pertunjukan, tapi hari ini, penonton cenderung untuk tidak bertepuk tangan seperti dulu. Menonton pertunjungan dengan berdiam diri adalah etiket khas “nohgaku”.
- Kategori
*Prices and options mentioned are subject to change.
*Unless stated otherwise, all prices include tax.
Recommended places for you
-
Kambei Sannomiyahonten
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Appealing
Rukku and Uohei
Izakaya
Sapporo / Chitose
-
Jukuseiniku-to Namamottsuarera Nikubaru Italian Nikutaria Sannomiya
Izakaya
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Goods
Yoshida Gennojo-Roho Kyoto Buddhist Altars
Gift Shops
Nijo Castle, Kyoto Imperial Palace
-
Kanzenkoshitsuyakinikutabehodai Gyugyu Paradise Sannomiya
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
ISHIDAYA Hanare
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
3.000 Jenis Flora dan Fauna Hidup!? Mengitari Hutan Meiji Jingu
-
Tokyo, Ueno | Informasi Wisata dan Peta Daerah Sekitar Stasiun Ueno
-
Delapan Kebiasaan di Jepang yang Menarik untuk Diketahui
-
Tokyo, Tsukiji | Informasi dan Peta Wisata Sekitar Stasiun Tsukiji
-
Budaya dan Cara Menggunakan Kolam Pemandian di Jepang
-
5 Cara untuk Menikmati Ropponggi Hills