Shinjuku adalah salah satu kota besar yang mendunia. Pada siang hari, daerah ini adalah perkantoran. Namun sebaliknya, pada malam hari menjadi tempat minum-minum. Baik siang maupun malam, daerah ini diramaikan oleh banyak orang. Kali ini, kami akan membandingkan Shinjuku saat ini dan dulu, lalu memperkenalkan asal-muasalnya, budaya dan situs sejarah, serta tokoh-tokoh yang memiliki hubungan dengan daerah ini.
Karakteristik Shinjuku
Shinjuku terkenal sebagai kawasan bisnis, pusat hiburan terbesar di Asia, dan stasiun transit nomor satu di dunia. Di daerah Nishi-Shinjuku, gedung-gedung perusahaan terkenal berdiri di sana-sini yang menjadikannya sebagai pusat bisnis yang diperhitungkan di dalam negeri Jepang. Sementara di daerah Higashi-Shinjuku, terbentang pusat hiburan berskala besar seperti Kabuki-cho. Daerah ini ramai oleh banyak orang sampai tengah malam.
Asal Usul dan Perkembangan Shinjuku
Pada zaman dulu, daerah Shinjuku sudah ramai sebagai tempat persinggahan. Sejak dibangun stasiun kereta pada zaman Meiji (1867-1912), Shinjuku mencapai kemajuan menjadi kawasan pusat keramaian. Ditambah lagi, jalur kereta yang banyak dimanfaatkan penduduk yang tinggal di sebelah barat Tokyo terpusat ke Shinjuku, sehingga stasiunnya mengalami perluasan dan memiliki fungsi sebagai stasiun transit. Setelah itu, gedung-gedung bertingkat tinggi mulai berdiri sebagai pengaruh dari pengembangan kawasan penyangga ibu kota yang dimulai tahun 1960-an. Pada tahun 1991, kantor pemerintahan Prefektur Tokyo pindah ke Shinjuku. Hal ini menjadikan Shinjuku sebagai basis penting secara politik maupun ekonomi.
Sejarah Shinjuku
Shinjuku lahir dari hasil penggabungan distrik Yotsuya-ku, Ushigome-ku, dan Yodobashi-ku. Kemudian, Shinjuku terletak hampir di tengah-tengah daerah khusus Tokyo 23 distrik dan terdapat kantor pemerintahan Tokyo Metropolitan Government Buildings. Saat memasuki zaman Meiji, toserba dan teater mulai berdiri sehingga diperhitungkan menjadi kawasan pusat keramaian yang mewakili Jepang. Hotel elite berbintang pun didirikan, sehingga daerah ini menjadi ramai oleh para turis dan pebisnis.
Budaya yang Lahir di Shunjuku
Shinjuku merupakan lokasi toko tempat berasalnya kari India di Jepang dan roti ampan (roti berisi krim kacang azuki), Kimuraya. Selain itu, toko tempat lahirnya roti krim, Nakamuraya, juga berada di sini. Kemudian, di tempat yang kini menjadi Shinjuku Gyoen yang terkenal sebagai tempat melihat bunga sakura, dahulunya adalah tempat menanam sayuran edo yasai (jenis sayuran yang ditanam secara tradisional di Tokyo) bernama Naito Togarashi (Cabai Naito). Konon, pemandangan kebun cabai tersebut berwarna merah sampai ke daerah Okubo.
Tokoh-Tokoh yang Memiliki Hubungan dengan Shinjuku
Tokoh-tokoh yang memiliki hubungan dengan kawasan Shinjuku, di antaranya adalah Sanyutei Encho yang mewakili dunia rakugo (seni cerita) Meiji, Shimamura Hogetsu yang merupakan kritikus dan produser, dan lainnya. Kemudian, Shinjuku juga merupakan tempat tinggal Natsume Soseki yang berkiprah sebagai seorang sastrawan dan guru. Saat ini, rumah dan tanah tempat ia menghabiskan masa senjanya dirawat dengan sebutan Souseki Sanbou.
Kisah Tokaido Yotsuya Kaidan, Sebuah Legenda yang Menyebar di Shinjuku
Kisah hantu terkenal yang menyebar di daerah Shinjuku adalah Tokaido Yotsuya Kaidan yang mengisahkan Oiwa, istri Iemon yang menjadi hantu, lalu menghantui suaminya. Oiwa yang menjadi tokoh cerita dalam kisah ini adalah orang yang pernah hidup di dunia nyata. Tapi di kehidupan sebenarnya, Oiwa dan suaminya adalah pasangan yang rukun dan rajin bekerja. Kini, Kuil Inari Tamiya Jinja tempat Oiwa sembahyang menjadi tempat untuk menghormati Oiwa dan dipercaya juga oleh orang-orang di sekitar kuil tersebut berdiri.
Gedung Pencakar Langit di Shinjuku
Hingga kini, pengembangan kota di Shinjuku masih terus berlanjut. Salah satu lambang pengembangan tersebut adalah Tokyo Metropolitan Government Buildings yang dirancang oleh Tange Kenzo, arsitek yang merepresentasikan Jepang. Gedung ini memiliki 45 lantai dan ruang observasi yang terletak di ketinggian 202 meter. Pemandangan dari ruang tersebut sungguh luar biasa. Saat langit bersih di musim dingin, Anda dapat memandang sampai ke Gunung Fuji. Kami berharap Anda dapat menikmati Shinjuku dari berbagai tempat.
- Area
- Kategori
*Prices and options mentioned are subject to change.
*Unless stated otherwise, all prices include tax.
Recommended places for you
-
Rute standar wisata Atami
-
Onsen (Pemandian Air Panas) dan Sento (Pemandian Umum)
-
Mesin Penjual Otomatis
-
Ryokan - Hotel Tradisional Jepang
-
Berbagai Macam Tiket Naik Kereta Seharian yang Menguntungkan Apabila Dipakai Dengan Cermat
-
Musim Semi di Taito, Hub Super Populer Sekaligus Rumah Bagi Ueno, Asakusa, dan lain-lain Menyingkirlah ke tempat-tempat tersembunyi dan pilihlah rencana perjalanan untuk satu hari yang sempurna!
-
Top Ranked Hakone Hotels with Mt. Fuji View: Enjoy Stunning Scenery from Your Private Space
-
Convenient Tokyo Hotels with Airport Shuttle: Ideal for Families and Heavy Luggage
-
Stunning Tokyo Tower View Hotels: Enjoy Spectacular Scenery from Your Private Space
-
Family-Friendly Hotels with Free Shuttle to Disneyland: Convenient Access for a Magical Stay
-
Convenient Asakusa Hotels with Kitchens: Ideal for Extended Family Visits
-
Experience Luxury: Hakone's 10 Best Five-Star Accommodations
-
Enjoy Mt. Fuji Autumn Leaves! Top Hotels Near the Popular Autumn Leaves Corridor
-
Experience Hakone Fall Foliage from Your Room with Stunning Views
-
Enjoy Mt. Fuji from the Comfort of Your Room! Recommended Ryokan with Mt. Fuji View
-
Experience Luxury at Mt. Fuji Resort Hotels! Best Extended Stay Options for Families
-
[MOVIE] Mencoba Pengalaman Kebakaran, Gempa, dan Banyaknya Asap di “Aula Pencegahan Bencana Ikebukuro”
-
Shibuya dan Harajuku, Dulu dan Sekarang
-
Gunakan Waktu Luang Anda secara Efektif hingga Waktu Check-in Tiba! Nikmati Berwisata Selama 2 Jam di Suidobashi
-
Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Berbelanja di Jepang?! Pengenalan Berbagai Informasi Belanja
-
Barang-Barang Praktis yang Perlu Dibawa Saat Berwisata ke Jepang
-
3.000 Jenis Flora dan Fauna Hidup!? Mengitari Hutan Meiji Jingu