Sejak kecil saya adalah penyuka binatang, sehingga ketika mendengar bahwa ada taman bermain kelinci di Asakusa, saya segera memutuskan untuk mengunjunginya. Kafe kucing di Jepang menjadi terkenal di seluruh dunia dalam beberapa tahun belakangan ini. Itu adalah tempat di mana kita bisa bersantai bersama para kucing sambil meminum kopi. Akan tetapi, kafe kelinci di Jepang masih sangat jarang. Tidak ada kesan bahwa kelinci akan mengajak bermain bersama seperti layaknya kucing, akan tetapi apabila diberi wortel apakah mereka akan mau memakannya? Apakah mereka tidak akan takut kepada saya? Sembari memikirkan hal-hal tersebut, saya menuju taman bermain kelinci dengan riang gembira penuh penantian.

Toko yang dibuka kembali di bulan Desember tahun 2016 setelah proses renovasi penuh ini, memiliki 8 jenis kelinci berjumlah 26 ekor dan mereka semua tinggal bersama. Ada berbagai paket pilihan untuk bersenang-senang dengan kelinci dan ini akan dirangkum secara rinci di bagian akhir dari artikel ini, tetapi dengan biaya dasar sebesar 1.800 yen untuk dewasa maka kita sudah bisa memasuki “Museum Kelinci”. Kita juga bisa memeluk, berfoto, serta berduaan dengan kelinci di kamar dengan membayar biaya tambahan. Tentu saja saya memutuskan untuk memilih paket “Happy 300%” yang bisa mencoba semuanya!

Pegawai menyambut dengan hangat saat saya tiba di toko, lalu pertama-tama saya menuju Museum Kelinci. Tempat tersebut terlihat seperti hotel kelinci. Banyak kandang kelinci berderet, tempat yang modern dan penuh gaya dengan 1 ekor kelinci di setiap kandangnya. Di dalam kandang terdapat makanan, air, jerami, bahkan mainan. Saya memutuskan untuk memilih dua ekor kelinci yang akan menemani saya di kamar. Saat melihat mereka satu demi satu, saya menyadari bahwa bukan hanya penampilan saja yang berbeda, tetapi kepribadian mereka juga berbeda. Saya pikir kelinci adalah makhluk yang pemalu, tetapi ada kelinci yang sama sekali bukan pemalu, dan saya menjadi sedikit terkejut dibuatnya.

Pegawai bertanya, “Kelinci mana yang bagus?” kepada saya, tetapi saya tidak bisa memilih hanya dari penampilan karena setiap ekor sangat imut! Maka dari itu, saya mencoba menanyakan kelinci penurut yang direkomendasikan. Lalu, sang pegawai mempersilakan saya untuk memeluk anak kelinci berjenis kelamin betina yang berwarna cokelat dan putih dengan telinga yang terkulai. Namanya adalah Beagle. Sedangkan untuk kelinci yang satunya lagi, saya memilih kelinci dengan tipe yang sama sekali berbeda. Saya memilih anak kelinci yang aktif dan energik bernama Jeanne. Dia ini bulunya lebih pendek, telinganya lebih panjang, dan badannya juga lebih besar daripada Beagle. Saat melihat dia melompat mengelilingi ruangan, saya berpikir bahwa kelinci ini membutuhkan kamar yang lebih besar.

Saya memasukkan kelinci ke dalam keranjang yang menyerupai keranjang piknik, lalu naik ke lantai atas. Ruang pribadi dibangun menyerupai ruang karaoke di Jepang, terdapat layar besar dan dua buah sofa di dalamnya. Sofa diletakkan dengan posisi seakan tepat membelah ruangan menjadi dua, sehingga dua ekor kelinci yang telah dibawa dapat bermain dengan bebas tanpa saling bertabrakan. Akan tetapi, saya menghabiskan sebagian besar waktu dengan memeluk Beagle di pangkuan saya.

Setelah beberapa saat, saya menurunkan Beagle di lantai dan berpikir untuk membiarkannya melompat mengelilingi ruangan. Saya berpikir untuk bermain dengan Jeanne di sela waktu tersebut, akan tetapi rupanya anak ini sepertinya lebih suka bermain mengelilingi ruangan dengan bebas daripada dipeluk. Selama antara dua sampai tiga menit Jeanne mau dipeluk, tetapi ketika ada celah sedikit dia segera melompat ke lantai, dan mulai kembali melompat mengelilingi seluruh ruangan. Saat saya berpikir untuk menyerah dan kembali ke Beagle, Jeanne datang dan berdiri di dinding sofa dengan menggunakan kaki depannya, lalu menghadap dan menyapa Beagle. Imut sekali!

Setelah puas bermain, saya mengucapkan perpisahan kepada dua ekor teman baru ini lalu menuju ke taman di atas atap. Musim gugur yang hangat serta sore yang cerah pada hari itu merupakan saat yang tepat untuk menikmati udara segar. Dua ekor kelinci lain muncul di atas atap yang di dalamnya dibangun ayunan kecil dan taman kecil berisi tanaman herbal. Tamannya bukan hanya hiasan, melainkan dibangun supaya kelinci dapat datang dan memakan tanaman herbal dengan bebas. Pegawai memakaikan tali yang cantik kepada kelinci bernama Shin, lalu menyerahkannya kepada saya. Ketika saya berpikir “Saatnya mulai berjalan-jalan!”, ternyata sepanjang jalan Shin malah terlihat sibuk memakan daun peterseli, mint, kemangi, dan lain sebagainya.

Saat-saat terakhir adalah dengan Bibi. Keimutan Bibi yang berbulu halus dan bertelinga terkulai sanggup melelehkan hati siapa pun! Bulunya sangat panjang, sampai-sampai wajahnya tidak terlihat. Saya duduk di ayunan dan meletakkan Bibi di pangkuan, lalu mengambil foto kenang-kenangan dengan latar belakang pemandangan kota Asakusa. Bibi berayun di ayunan dan terlihat nyaman di pangkuan.

Pada hari itu saya mengucapkan selamat tinggal kepada semua kelinci yang ada di kandang, lalu melangkah pulang ke rumah dengan hati senang.

Akses mudah dari Stasiun Asakusa jalan kaki sekitar empat menit. Silahkan pilih paket yang disukai ya.

Paket

HAPPY 100% - Melihat sepuasnya & pengalaman memberi makanan kecil & mendapat minuman & boleh mengambil foto (tidak boleh menyentuh) Dewasa dan anak-anak sama 1.800 yen

HAPPY 200% - Memeluk sepuasnya & pengalaman memberi makanan kecil & mendapat minuman & mengambil foto sepuasnya Dewasa 3.800 yen, anak-anak 2.800 yen

HAPPY 300% - Bermain sepuasnya di kamar & pengalaman memberi makanan kecil & mendapat minuman & mengambil foto sepuasnya Dewasa 7.800 yen, anak-anak 4.800 yen

※Semuanya tidak ada batasan waktu. Gratis untuk umur 0 sampai dengan 6.

Jika Anda ingin melihat dan bermain bersama kelinci, silakan datang ke toko ini. Pengalaman yang tidak bisa didapatkan selain di Jepang sudah menanti.