Kami ingin memperkenalkan sejarah seni bela diri dan seni bela diri saat ini.
Taktis Seni Bela Diri
Penjelasan dari seni bela diri Jepang seperti pedang bermata dua, katana (pedang Jepang tradisional yang digunakan oleh samurai), tombak, busur dan panah dan sumo muncul dalam buku sejarah tertua Jepang bernama "Kojiki" (bacaan: Rekaman Hal-Hal Kuno) . Sekitar abad ke-7, sudah ada sistem pelatihan publik, dimana seni bela diri seperti menunggang kuda untuk tentara, dipraktekkan. Sampai pertengahan era Kamakura (1192-1333) sebagian besar pertempuran dilakukan melalui pertempuran satu lawan satu. Namun, ketika konvensi Jepang terbukti tidak efektif terhadap serangan oleh Kekaisaran Mongolia yang diawali sekitar 1274, taktik militer yang melibatkan sebuah operasi sebagai kesatuan tim ahkirnya menjadi sebuah seni bela diri yang penting selama pertempuran. Sejak perdagangan luar negeri berkembang, senjata api dibawa ke dalam pertempuran dan "hojutsu" (baca: seni senjata api) menjadi jenis baru seni bela diri. Ini adalah bagaimana seni bela diri menyebar dari waktu ke waktu dalam keadaan yang berubah-ubah.
Keaneka-ragaman Arti Seni Bela Diri
Memasuki periode Edo, seni bela diri menjadi diperlukan tidak hanya untuk kepraktisan dalam pertempuran yang sebenarnya, tetapi juga untuk melayani sebuah tujuan: "menguasai cara, dan melatih pikiran". Seperti layaknya berbagai sekolah lainnya didirikan, seni bela diri dianggap sebagai sebuah "etiket," dan itu wajib bahkan untuk samurai yang tidak pergi ke medan pertempuran untuk bergabung dengan dojo seni bela diri (sebuah lembaga dimana seni bela diri dipraktekkan).
Kobujutsu: Dasar-Dasar Seni Bela Diri
Seni bela diri dan seni tempur yang ada sebelum 1868, (titik dari mana Jepang melanjutkan modernisasi), disebut kobujustu (seni bela diri kuno). Dasar dari semua seni bela diri ini berasal dari "kobujutsu". Bervariasi mulai dari anggar, memanah dan "jiu-jitsu" (seni kelembutan atau fleksibilitas), hingga "suijutsu" (seni air) untuk berenang dan "shinobijutsu" (seni siluman/menyelinap), "Shurikenjutsu" (seni lempar pisau tersembunyi), dll untuk ninja. Dalam proses pengembangan seni bela diri, "kenjutsu" telah menjadi "kendo" (jalan pedang), panahan menjadi "kyudo" (cara busur) dan "jujutsu" menjadi "judo" (cara kelembutan fleksibilitas). Setelah memasuki periode modern, seni tersebut mulai menyebar tidak hanya di dalam Jepang tetapi juga ke seluruh dunia dan selain menjadi dikenal sebagai seni pertempuran, seni bela diri Jepang lebih dikenal sebagai olahraga.
Seni Bela Diri dengan Implikasi Keagamaan
Selain menjadi pertempuran dan pelatihan mental, seni bela diri juga dapat berfungsi sebagai bagian dari ritual Shinto. Dalam agama Jepang Shinto (secara harfiah berarti "jalan para dewa"), persembahan yang dibuat untuk para dewa melalui seni bela diri. Salah satu seni bela diri berdasarkan shinto, adalah sumo, yang berarti "untuk menyerang." Dalam mitologi Jepang, ada penggambaran dewa meraih lengan masing-masing dan melemparkan satu sama lain, yang katanya asal muasal sumo. Yabusame (panahan kuda), di mana seorang pemanah menembak panah saat menunggang kuda, juga berlangsung di sebuah kuil Shinto, di mana mereka membuat persembahan kepada para dewa.
"Ninjutsu" yang Terkenal di Dunia
Ninjutsu, "seni siluman/menyelinap", adalah sebuah teknik penilaian intelijen yang telah dipraktekkan sejak sekitar periode Muromachi (1338-1573). Ninja diakui secara global karena pengaruh dari budaya Jepang di film, anime dan manga, namun ada beberapa fitur yang dikatakan telah dibuat-buat, seperti kostum serba hitam, dan tidak menunjukkan diri. Bahkan sekarang, ada sekolah ninjutsu dan dojo seperti Tenshin Shoden Katori Shinto-ryu, Igaryu, dan Koga-ryu, namun sebutan "sekolah ninja" tidak umum di Jepang.
Seni Bela Diri di Jepang Sekarang
Di sekolah-sekolah dasar dan menengah dari Jepang, baik sumo, judo, atau kendo ditunjuk sebagai pelajaran yang wajib diajarkan untuk kelas pendidikan jasmani. Ada beberapa organisasi yang bertujuan melindungi dan melestarikan seni kobujutsu tradisional seperti "Nippon Budokan" dan "Kobudo Asosiasi Nihon,", serta "Akademi Budo Jepang" di mana penelitian tentang kobujutsu dan seni bela diri modern dilakukan.
- Kategori
*Prices and options mentioned are subject to change.
*Unless stated otherwise, all prices include tax.
Recommended places for you
-
Goods
Yoshida Gennojo-Roho Kyoto Buddhist Altars
Gift Shops
Nijo Castle, Kyoto Imperial Palace
-
Appealing
Otaru Canal
Rivers, Lakes & Canyons
Otaru
-
Menu
ISHIDAYA Hanare
Yakiniku
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Kamesushi Sohonten
Sushi
Umeda, Osaka Station, Kitashinchi
-
Appealing
Rukku and Uohei
Izakaya
Sapporo / Chitose
-
Jukuseiniku-to Namamottsuarera Nikubaru Italian Nikutaria Sannomiya
Izakaya
Kobe, Sannomiya, Kitano
-
Musim Semi di Taito, Hub Super Populer Sekaligus Rumah Bagi Ueno, Asakusa, dan lain-lain Menyingkirlah ke tempat-tempat tersembunyi dan pilihlah rencana perjalanan untuk satu hari yang sempurna!
-
Menggunakan Kartu ATM dan Kartu Kredit Internasional di Jepang
-
Berbagai Macam Tiket Naik Kereta Seharian yang Menguntungkan Apabila Dipakai Dengan Cermat
-
Ryokan - Hotel Tradisional Jepang
-
Rute standar wisata Atami
-
[MOVIE] Nabe: Hot Pot Gaya Jepang
-
Kupas Tuntas Yanesen yang Menyisakan Jepang Tempo Dulu
-
Tokyo, Roppongi | Peta Area dan Informasi Wisata Sekitar Stasiun Roppongi
-
Tokyo, Ueno | Informasi Wisata dan Peta Daerah Sekitar Stasiun Ueno
-
Cara Pintar Menggunakan Hotel Kapsul
-
Tokyo, Ikebukuro | Informasi Wisata & Peta Daerah Sekitar Ikebukuro
-
5 Cara untuk Menikmati Ropponggi Hills